1. Peranan
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Masuknya kembali belanda ke Indonesia dengan
membonceng sekutu ternyata berakibat konflik yang berkepanjagan antara
Indonesia dengan Belanda. Untuk itu bangsa Indonesia berjuang dengan cara
diplomasi maupun kekuatan senjata.
Pada tanggal 31 juli 1947 India dan Australia
mengajukan masalah-masalah Indonesia Belanda ini kepada Dewan Keamanan PBB.
Dalam sidang Dewan keamanan mengeluarkan resolusi yang mengajak kedua belah
pihak untuk menghentikan tembak-menembak, menyelesaikan pertikaian melalui
perwasitan(arbitrase) atau dengan cara damai.
Perwakilan Indonesia dalam sidang Dewan keaman
PBB yaitu Sultan Syarir dan H.Agus salim,Sultan Syarir menyatakan bahwa
untuk mengakhiri konflik antara Indonesia dan Belanda adalah penbentukan komisi
pengawas dalam pelaksanaan revolusi dewan keamanan. Di tambah pula agar dewan
keamanan menerima usul Australia secara keseluruhan dan penarikan pasukan
Belanda ke tempat kedudukan sebelum Agresi Militer.
Ø Peranan PBB Melalui KTN ( KOMISI TIGA NEGARA )
Pada Tanggal 21 Juli 1947
tentara Belanda secara resmi melakukan Agresi Militer I terhadap Indonesia.
Aksi militer Belanda tersebut menimbulkan reaksi dunia luar. Di antara negara
yang tampil mendukung Indonesia adalah Australia & India. Australia
mendukung Indonesia karena Ingin menegakkan perdamiaan & keamanan dunia
sesuai dengan piagam PBB.Sedangkan India mendukung Indonesia karena solidaritas
sama-sama Bangsa Asia juga senasib karena sebagai bangsa yang menentang
penjajahan. Peranan PBB dalam ikut menyelesaikan pertikaian Indonesia dengan
Belanda diwujudkan dengan dibentuknya Badan Perdamaian yang bertugas menengahi
perselisihan dan menjadi mediator dalam perundingan perdamaian Indonesia
Belanda. Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia setelah proklamasi tercatat
beberapa badan Perdamaian yang dibentuk PBB untuk Indonesia adalah :
·
Komisi Tiga Negara(KTN) dibentuk pada tanggal 25
Agustus 1947 sebagai reaksi PBB terhadap Agresi Militer Belanda I. Lembaga ini
beranggotakan 3 negara :
·
1) Australia (dipilih
oleh Indonesia) :
Richard Kirby
·
2) Belgia (dipilih oleh
Belanda)
: Paul Van Zealand
·
3) Amerika Serikat
(pihak netral) : dr. Frank Graham
·
Badan ini berperan dalam :
o
mengawasi secara langsung penghentian temabak
menenmbak sesuai resolusi Dewan Keamanan PBB
o
memasang patok-patok wilayah status quo yg dibantu
oleh TNI
o
mempertemukan kembali Indonesia Belanda dalam
Perundingan Renville.
Perjuangan
Diplomasi Dalam Mempertahankan Kemerdekaan
1.Perundingan Linggarjati (25 Maret 1947)
Perundingan di Linggarjati dihadiri oleh beberapa tokoh juru runding, antara lain sebagai berikut:
- Inggris, sebagai pihak penengah diwakili oleh Lord Killearn.
- Indonesia diwakili oleh Sutan Syahrir (Ketua), Mohammad Roem (anggota), Mr. Susanto Tirtoprojo, S.H. (anggota), Dr. A.K Gani (anggota).
- Belanda, diwakili Prof. Schermerhorn (Ketua), De Boer (anggota), dan Van Pool (anggota).
Hasil perundingan linggarjati ialah;
Belanda mengakui secara de facto wilayah RI atas Jawa, Madura dan Sumatera
Belanda-RI setuju untuk membentuk sebuah Negara Indonesia Serikat
Belanda dan NIS akan membentuk Uni Indonesia Beanda .
Pada tanggal 21 Juli 1947, Belanda mengingkari P. Lingarjati dengan
melakukan Agresi Militer I. Tindakan inilah
yang menimbulkan reaksi internasional dan yang pada akhirnya PBB
membentuk Komisi Tiga Negara.
2.Perundingan
Renville
Perundingan Renville secara resmi dimulai pada tanggal
8 Desember 1947. Berikut ini adalah pihak-pihak yang menghandiri Perundingan
Renville:
1. PBB sebagai mediator, diwakili oleh Grank Graham
(ketua) dan Richard Kirby (anggota).
2. Delegasi Belanda, diwakili oleh R. Abdul Kadir
Wijoyoatmodjo (ketua).
3. Delegasi Indonesia, diwakili oleh Mr. Amir
Syarifuddin (ketua).
Perundingan Renville di prakarsai oleh Komisi Tiga Negara Perundingan
diadakan diatas geladak Kapal USS Renville milik AS yang sedang berlabuh di
Tanjung Priok.
·
Hasil perundingan :
-diadakan persetujuan gencatan senjata
-disetujui
garis demarkasi yangf memisahkan RI dengan kekuasaan Belanda
-TNI
harus ditarik dari daerah kantong (milik Belanda) ke daerah RI di Yogyakarta
Perundingan Renville yang ditandatangani kedua
belah pihak tersebut mengakibatkan posisi Indonesia semakin sulit dan wilayah
Indonesia semakin sempit. Kesulitan itu ditambah lagi dengan blokade ekonomi
yang dilaksanakan Belanda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar